KESETIAAN
Kamis, 15 Oktober 2020
" Kami hanya tinggal berdua saja"
Aku lihat seorang nenek renta dari kejauhan mengayuh sepedanya (meskipun renta kelihatan masih tong seng alias gesit), sambil membawa beberapa utas ikatan sapu lidi di tempat bonjengan sepedanya. Yach nenek renta yang biasa menawarkan dagangannya kepada setiap orang yang dijumpai. Kebetulan Aku berpapasan dan tanpa berpikir panjang ikut membeli dagangannya, dengan harapan si nenek renta segera mendapatkan rupiah sebagai imbalan dari kerja kerasnya.
Beberapa hari kemudian Aku jumpai lagi si nenek renta membawa dagangan, kali ini Aku tidak membeli karena sapuku masih rapi di tempat penyimpanan alias belum terpakai, dan akupun pergi berlalu, begitu juga si nenek renta mengayuh sepeda buntutnya pergi mencari pelanggan barunya.
Beberapa hari kemudian, Aku jumpai lagi si nenek renta membawa dagangannya lagi, rupanya jalan pinggir rumahku adalah jalan utama si nenek ini berkeliling menjajakan dagangannya. Kali ini sepeda buntutnya diparkir di depan surau kami. Tanpa berpikir panjang si nenek renta mengambil air wudhu dan masuk ke dalam surau memenuhi kewajibannya sebagai muslim. Yang berbeda dari biasanya Aku dengar sayup-sayup ada suara lain di dalam surau, yach suara seorang kakek renta menjadi imamnya.
Beberapa saat kemudian keluar beliau berdua, dan mengambil tempat di halaman surau untuk melepas lelah, duduk santai. Aku hampiri beliau berdua dan Aku pikir karena dagangannya yang dibawanya masih banyak, aku beli beberapa ikat untuk mengurangi beban dari boncengan sepedanya. Aku memperkenalkan diri kepada beliau berdua, sekedar beramah tamah.
Kata nenek renta "Aku berasal dari Sidodadi nak, dan beliau suami nenek" (sambil menunjuk ke arah si kakek).
"Kami berdua sudah lama sekali berdagang sapu lidi ini menyusuri jalan, jika sudah habis ya baru pulang." (eee rupanya si nenek ini selalu berdua kemana-mana dengan suaminya)
Aku balik bertanya ke nenek "Maaf nek, apa nenek tidak mempunyai anak" sambil tersenyum si nenek menjawab "Kami hanya tinggal berdua saja" dan akhirnya si nenek pamit untuk meneruskan perjalanannya.
Aku balik menimpali, "Oh ya nek, silahkan nek...jika tidak keberatan silahkan mampir ke rumah jika nenek pas lewat sini lagi". Dengan tersenyum si nenek dan kakek renta pergi dengan sepedanya masing-masing berlalu dengan membawa dagangan sapu lidinya.
Sampai akhirnya, sudah lama Aku tidak melihat lagi beliau berdua, entah bagaimana keadaannya, hanya doa yang kupanjatkan, semoga keduanya dalam lindunganMu ya Rob. Kisah KESETIAAN yang tidak lekang oleh waktu dan keadaan.
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallange
#WarisanAISEI
#pendidikbercerita
#Day9AISEIWritingChallange
#ByHand
Kisah yang hebat.
BalasHapusSemoga Kakek dan nenek sehat walafiat dan dimudahkan rezekinya
BalasHapusInspiratif...
BalasHapusDoaku utk kedua kakek dan nenek yg setia
BalasHapusSemoga mereka hidup damai
BalasHapusSedihh..tiap liat nenek dan kakek dijalan..selalu berdoa semoga mrk sehat
BalasHapus