LINGKARAN SETAN

 Senin, 19 Oktober 2020

"Siapa yang patut dipersalahkan...!!!

       

Kala itu jam menunjukkan pukul 09.30, bel berbunyi di sekolah kami, sebagai tanda masuk kelas, setelah istirahat pertama. Perhatianku tertahan pada seorang anak sebut saja Amir. Dia salah satu siswa kami duduk di bangku kelas 8. Entah mengapa dia masuk kelas agak terlambat, pelajaran sudah dimulai sekitar 20 menit, tetapi Amir baru datang.

Sebelumnya aku tanyakan kepada teman-temannya, "Adakah yang tahu Amir kemana?". Ada salah satu teman menjawab, "Tadi bersama saya jajan di Kantin bu Guru, setelah itu tidak tahu". 

      Ya.. anak ini termasuk peserta didik yang masuk dalam katagori perlu bimbingan, sebelumnya sudah masuk di ruang BP (Bimbingan Konseling), kasus merokok, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,. Dan menurutku dan guru-guru lain juga bisa dipercaya mulai berubah lebih santun.

"Assalamualaikum", Amir datang sambil mengetuk pintu di jam pelaaranku. Aku persilahkan duduk dibangkunya bersama teman-temannya. Kala itu pelajaran praktek prakarya aspek kerajinan membuat kerajinan dari rotan. Anak-anak lain masih asyik dengan prakteknya, tetapi mata dan indra penciumanku tidak bisa ditipu, aku hampiri dan mengajaknya keluar ruangan.

     Anak-anak lain semua berusaha menyelesaikan kerajinannya, dan aku berusaha bisa komunikasi empat mata dengan si Amir, aku ajak si Amir bersamaku di tempat yang sekiranya jauh dari jangkauan teman-temannya. Ya..ruang BP meskipun aku bukan guru BP di sekolah kami.

      Aku berusah mengorek keterangan dari si Amir, aku berusaha menempatkan posisiku sebagai orang tua yang memahami akan apa yang sedang dialaminya dengan kejujuran. Aku tanya "Amir barusan merokok ya" (aku langsung menanyakannya karena memang indra penciumanku tidak bisa dibohongi). Si Amir dengan jujur menjawab, "ya bu". Aku balik bertanya bukannya Amir sudah pernah masuk dan menghadap guru BP untuk tidak mengulanginya lagi. Si Amir terdiam, dengan nada lirih, dia menjawab, "Sebenarnya saya sudah berniatan untuk tidak merokok lagi, tetapi tadi pagi saya di kasih rokok batangan sama teman bermain waktu mau berangkat sekolah"

      Miris memang, kejadian yang dialami oleh generasi muda kita saat ini, siapa yang patut disalahkan, penjual rokoknya, pabrik pembuata rokok, orang tua, ataukah anak-anak sendiri sebagai korban dari keadaan ini. Bak Lingkaran setan yang sulit dicari ujung dan akhir penyelesainnya. Anak seusia SLTP memang rawan dengan pencarian jadi diri, emosinya masih labil, peran orang tua di dalam keluarga sangatlah penting sekali. Keluarga awal dari pencarian jati diri si anak, jika memang keluarga bagi si Amir kurang nyaman, tentunya dia akan mencari kenyamanan di luar bersama teman-teman, tetapi sayang teman-teman yang juga broken, bukannya teman-teman yang membuatnya maju. Sampai akhirnya merokok juga hal biasa bagi Amir dan teman luar sekolahnya.

     Siapa yang patut dipersalahkan dalam hal ini, Aku sendiri  sebagai guru berusaha memberikan nasehat, tetapi waktu tersisa tentunya lebih banyak dengan keluarga, jika keluarga tidak memberikan kenyamanan, tentunya si anak akan mencari kebahagiaan di luaran dan disayangkan jatuhnya pada teman yang salah. Bagaimana dengan perkembangan si Amir dimasa-masa seperti ini, masa Covid yang merenggut kebebasan bertatap muka....masih berkecamuk dipikirankanku.


#30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallange

#WarisanAISEI

#pendidikbercerita

#Day13AISEIWritingChallange

#ByHand


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN TIK

Menerbitkan Buku dari Hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Mas Brian Sang blogger Muda