NASEHAT Sang KYAI ALA-ALA
Sabtu, 10 Oktober 2020
Nasehat sang Kyai ala-ala, "Berbuat baiklah pada orang lain saja!."
Kita bertemu lagi di tantangan AISEI 30 hari menulis. Kali ini menghadirkan tokoh si Kakak pertama dan si adek dengan teman bermainnya.
Karena musim corona, semua lembaga pendidikan tanpa kecuali lembaga pendidkan di bawah pondok pesantren wilayah Jombang juga di liburkan...eee...keliru..maksud saya belajar dari rumah atau biasa disingkat BDR, sekarang kan jamannya instans semua kalimat lebih dimudahkan dengan di singkat-singkat biar up to date...
Tanpa kecuali si tiga tokoh yang biasa muncul dalam ceritaku ini, Kakak pertama, Kakak kedua dan adek. Kali Kakak kedua lagi absen....pingin tidur katanya...mumpung di rumah bisa tidur leluasa tidak seperti di pondok...he..he...(lanjutkan tidurnya....teruskan merajut mimpi yang indah kakak kedua).
Suatu ketika si Kakak Pertama duduk-duduk santai di bawah pohon jambu Jamaika di depan Surau biasa memegang buku catatan kecil entah buku catatan hafalan al_Qur'annya atau catatan tugas kampus atau apalah...(jika mau tahu banyak katanya kepo)
Si Adek datang dengan polosnya bertanya pada Kakak pertama "kak amalan apa yang baik untuk diriku sendiri?".
Kali ini kakak pertama dengan gayanya bak sang Kyai besar (merasa sudah mondok agak lama kali..., belum sekali..loo...) memberi nasehat ke adek "berbuat baiklah pada orang lain saja!". Si adek sesaat diam sambil menyangga dagunya dengan kedua tangan, dengan jelas menunjukkan kekurang fahaman dari kata-kata si kakak.
Kemudian bertanya lagi "kaaakk, aku ini bertanya amalan yang baik untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain, kaaak".Si kakak tetap jawab hal yang sama.
Suatu ketika datang anak kecil, ikut bermain dengan si adek, mencoba ikut memainkan sederet mobil-mobilan yang dipunyai si adek. Karena saking sukanya anak kecil tapi bermain mobil-mobilan bergantian tipe mobil-mobilannya dan alangkah senang hatinya, sampai waktunya sore dan si adek ingin mandi dan seperti biasa menyiapkan pembiasaan baca Al-Qurannya. Tetapi anak kecil tadi rupanya tidak mau berhenti bermain. Si adek berusaha memberi pengertian kepada anak kecil tadi untuk pulang dan berhenti bermain, tetapi tetap merengek....tidak mau berhenti.
Terdengar suara kakak pertama datang dari arah dalam rumah dan melangkah mendekati si adek berkata "Dek, berikan mobil-mobilan adek yang paling bagus ke anak kecil itu biar hatinya senang dan bisa bermain kapanpun dia mau". Dengan tanpa menjawab sepatah katapun, si adek memberikan mainan yang dirasa lebih bagus diantara sederetan mobil-mobilannya ke anak kecil tadi. (entah ikhlas, kurang ikhlas, atau perasaan yang bagaimana tidak tahu yach...namanya anak-anak)
Sampai tahun berganti, si adek menjadi dewasa dan bertepatan melanjutkan sekolah di kota sambil tetap mondok (baginya mondok is the best). Suatu ketika si adek ada tugas PKL (Praktek Kerja Lapangan) dari kampusnya, dengan modal sepeda motor ala kadarnya si adek datang ke tempat PKLnya, tetapi hari itu hujan lebat, sepeda motornya mogok lagi, dengan hati gundah, si adek berkata dalam hati "ya Alloh bagaimana aku bisa cepat sampai ketempatku PKL, kasihan teman-temanku jika menungguku terlalu lama, jika aku jalan kaki".
Dari arah yang sama ada sebuah mobil dengan penampakannya yang unik, melaju dengan kecepatan rata-rata, rupanya si pengendara merasa kasihan kepada si adek, melihat keadaannya, apalagi sedang hujan lebat. Dengan ramahnya si pengendara menawarkan jasa, "Ayo mas, naik saja ke mobilku, sepeda motornya bisa dititipkan di sini saja, insyaallloh besok saya bisa bantu memperbaikinya."
Sambil menyetir mobilnya, pengendara tadi bercerita pada si adek (sudah dewasa), "Mas (menyapa si adek), dulu aku tinggal dengan ayahku di desa A (menyebut nama desanya waktu kecil), tapi karena ayah meninggal, akhirnya aku pindah ke desa B. Aku sekarang sudah bisa menghidupi diriku sendiri, maklum aku dulu hidup hanya dengan ayah, ibuku meninggal saat melahirkan aku, hidup kami pas-pasan, bisa makan saja alhamdulillah. Aku sekarang mengelola bengkel mobil, dan alhamdulillah sudah punya dua cabang di lain kota. Aku bisa begini dulu waktu kecil suka bermain mobil-mobilan dengan teman sekampungku yang mempunyai banyak mobil-mobilan, saking senangnya aku bermain mobil-mobilan sampai aku diberinya sebuah mobil-mobilannya yang paling bagus bagus, dan setiap hari aku bermain di rumah sambil menemani ayahku, sampai akhirnya aku terinspirasi mendirikan bengkel mobil."
Sambil saling bercerita..bla...bla...akhirnya si adek memperkenalkan diri, " mungkin yang kamu maksud dengan temanmu masa kecil adalah aku". Dengan gembira dan bersemangat si pengendara berkata "benarkah...".
Tak terasa tempat tujuan si adek telah sampai dan bertemu dengan teman-temannya tepat waktu. Si pengendara dengan ramah, memeluk erat si adek dan berpamitan layaknya teman kecilnya yang dulu terpisahkan telah kembali. Dan meminta "hubungi aku jika ada apa-apa, silahkan berkunjung ke rumahku ya...".
Baru si adek ingat masa-masa dulu dengan perkataan si kakak pertaman..."Ooo..ini maksudnya.... "berbuat baiklah pada orang lain saja!". Ternyata perbuatan ini sama dengan berbuat baik pada diri sendiri.
#Day4AISEIWritingChallange
#ByHand
Nasihat yang bagus sekali.
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap....
BalasHapusKeren ceritanya...semoga kita selalu saling mengingatkan Aamiin...
BalasHapusOk bu abithea
HapusBagus lho
BalasHapusPesan moralnya baguz bi
BalasHapusAlhamdulillah ilmu yang bermanfaat dari amalan Istiqomah kebaikan ...aaminn aaminn aaminn
BalasHapusAamiin yaRobbalalamin
HapusMantab.. Pak.. Sll berbuat baik.krn sjatinya berbuat baik itu akan kmbli pd kita jg..
BalasHapus